WAKTU

Minggu, 13 April 2014

proposal kewira Usahaan

ANALISIS OPERASIONAL

Lokasi Produksi                          

Lokasi usaha terletak di Cisarua. Daerah ini  merupakan sentra jamur tiram di Jakarta.

Kapasitas Produksi
      Diperkirakan dalam tahap awal memproduksi sekitar 20.000 baglog. Produksi dilakukan 4 kali dalam seminggu, satu minggu dihasilkan rata-rata 6000 baglog produksi.

Proses Produksi

Proses produksi dijelaskan dalam bagan sebagai berikut :

 





Investasi Yang Dibutuhkan
Investasi awal yang dibutuhkan adalah sebesar 30 - 100 juta rupiah. Investasi diperoleh dari beberapa investor.

Rancangan produksi
Sebagai gambaran, sarana dan prasarana utama seperti bangunan kumbung dan kelengkapannya dalam pengembangan usaha ini telah tersedia sehingga investasi yang ada akan difokuskan untuk biaya operasional usaha.
 


IMG_0432
Gambar kumbung pemeliharaan                                        Skema kumbung pemeliharaan

P1010083
Gambar rak penyimpanan log.



 












Gambar skema rak penyimpanan log


Profil dan Struktur Kepengurusan
      Struktur kepengurusan dibuat sesederhana mungkin sehingga selama tahap industri rumah tangga, tiap pengurus memegang jabatan rangkap. Susunan kepengurusannya adalah sebagai berikut :

§  Satu orang Manajer Utama merangkap Manager Pemasaran bertugas mengelola perusahaan secara umum. Sebagai seorang Manager Pemasaran, ia pun bertugas membuka pasar, melakukan negosiasi bisnis dan memastikan produk dipasarkan dengan baik dan sampai ke konsumen tanpa masalah.
§  Satu orang Manajer Operasional Harian merangkap Manager Produksi. Direktur Operasional dan Manajer Produksi bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi secara keseluruhan, melakukan pengembangan bibit, memastikan produk berada dalam kondisi baik.




§  Satu orang Manajer Keuangan. Manajer Keuangan bertugas melakukan analisis keuangan dan memiliki pertanggungjawaban penuh pada pengaturan arus pengembalian modal dan pembagian keuntungan pada investor. Bersama dengan manajer lainnya juga berkordinasi dalam melakukan pengembangan dan ekspansi skala produksi secara bertahap.

Dalam target jangka panjang, setelah memasuki tahap industri menengah, susunan kepengurusan akan disempurnakan dengan penambahan pengurus baru dan tidak ada lagi jabatan rangkap. Divisi produksi akan diorientasikan sebagai divisi padat karya, sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja terlatih akan direkrut dari lulusan yang cakap dan ulet, dan tenaga pemasaran akan ditambah sesuai dengan kapasitas produksi berjalan.




 ANALISIS KEUANGAN

 

A. Analisis Biaya dan Pendapatan  (Skala Produksi 18000 log)

     

1.      Modal tetap

Uraian
Jumlah unit
Biaya per unit (Rp)
Harga per unit (Rp)
1.   Lahan
2 tahun
2.000.000
2.000.000
2.   Peralatan :cangkul, ember, sekop, sprayer, alat steam, dll

3.000.000
3.000.000
Total fix cost


5.000.000

2.      Biaya Penyusutan
      Nilai ekonomis lahan dan peralatan   : 2 tahun
      Rp. 5.000.000                                           : 4                   =  Rp. 1.250.000
    
3.      Modal kerja (Biaya operasional)

 a. Bahan baku untuk 18000 log

Uraian
 Jumlah unit 
 Biaya per unit          (Rp)
 Sub Total                     (Rp)
 1. Serbuk kayu
610
3.750
2.287.500
 2. Dedak 
3.050
1.200
3.660.000
 3. Kapur 
1.220
500
610.000
 5. Plastik
112,5
17.000
1.912.500
 6. Majun
100
5.000
500.000
 8. Karet gelang
10
22.500
225.000
 8. Minyak tanah
1140
2.500
3.600.000
 9. Bibit sebar
1000
2.000
2.000.000
 10. Alkohol
1
15.000
15.000
11. Upah
*18.000
200
3.600.000
 Jumlah total


18.395.000

*   = jumlah log yang dihasilkan


   b. Gaji pegawai

Uraian
 Jumlah
gaji per Orang (Rp)
 Sub Total           (Rp)
1. Manajer Utama
1
100.000
100.000
2. Manager Harian
1
100.000
100.000
3. Manager Keuangan
1
100.000
100.000
4. Pekerja pemanenan dan pemeliharaan
1
200.000
200.000
Jumlah


500.000
Jumlah  total per musin (6 bulan)


3.000.000


c.       Utilitas

Uraian
Banyaknya unit
biaya (Rp)
Sub Total           (Rp)
 1. Listrik
1
                   100.000
                   100.000
 2. Transportasi
1
                   100.000
                   100.000
 3. Air
1
                     50.000
                     50.000
Jumlah
                    
             250.000


4.    Total Modal       = Modal tetap +modal Kerja
                                                         = Rp. 5.000.000 + Rp. 18.395.000 + Rp. 3.000.000 +
                                                            Rp. 250.000
                                    = Rp. 26.645.000

5.    Pendapatan kotor
       Produksi jamur (kegagalan 20%)      = 14.400 log x 0,5 kg  = 7.200 kg
       7.200 kg @ 5000                                     = Rp. 36.000.000


6.    Biaya Produksi = Biaya penyusutan + modal kerja
                                                         = Rp. 1.250.000 + 18.395.000 + Rp. 3.000.000 +
                                                            Rp. 250.000
                                                         = Rp. 22.895.000

                      7.    Pendapatan bersih (Net Profit)         =  pendapatan kotor – biaya produksi
                                                                                             =  Rp. 36.000.000 - Rp. 22.895.000
                                                                                             =  Rp. 13.105.000


 B. Break Event Point

      BEP Produksi                 = Total biaya produksi / harga satuan
= 22.895.000 / 5000  
= 4579 kg

Artinya budidaya jamur tiram tidak mendapat untung dan juga tidak mengalami kerugian bila jumlah produksi sebesar 4579 kg

      BEP Harga                      = Total biaya produksi / jumlah produksi
= 22.895.000 / 7200  
= Rp. 3179,86

            Artinya usaha ini tidak mendapatkan untung dan juga tidak mengalami kerugian bila harga jual Rp. 3179,86  per kilo

C. Benefit Cost Ratio

      BC Ratio                          = Rp. 13.105.000 / Rp. 26.645.000
                                                = 0,5
        
Artinya pendapatan bersih yang diperoleh dalam usaha pembibitan bibit jamur adalah 0,5 di atas total biaya.

D. Masa Pengembalian Modal 
      Masa pengembalian modal     = Rp. 13.105.000 + Rp. 1.250.000      x 100%
                                                                                Rp.26.645.000               
                                                            = 53,88 %
   
E. Pembagian keuntungan

 Pembagian keuntungan bersih direncanakan adalah sebagai berikut:
            Kepentingan sosial                    :  5% (zakat 2,5% + kepentingan sosial 2,5%) 
                                                                   profit
Pengembangan usaha                       :  25 % profit
Pengelola                                :  20 % profit
Dividen investor                      :  50 % profit (20% profit share ; 30%
                                                    pengembalian modal)




PENUTUP
            Demikian proposal pengembangan usaha jamur tiram ini penulis susun. Dari hasil analisis penulis mengenai peluang pemasaran, operasional, dan keuangan, penulis optimis bahwa budidaya jamur tiram ini layak dan berpotensi tinggi untuk dikembangkan.