ANALISIS OPERASIONAL
Lokasi Produksi
Lokasi usaha terletak di
Cisarua. Daerah ini merupakan sentra
jamur tiram di Jakarta.
Kapasitas Produksi
Diperkirakan dalam tahap awal memproduksi sekitar 20.000
baglog. Produksi dilakukan 4 kali dalam seminggu, satu minggu dihasilkan
rata-rata 6000 baglog produksi.
Proses
Produksi
Proses produksi dijelaskan
dalam bagan sebagai berikut :


Investasi Yang
Dibutuhkan
Investasi awal yang dibutuhkan adalah
sebesar 30 - 100 juta rupiah. Investasi diperoleh dari beberapa investor.
Rancangan produksi
Sebagai gambaran, sarana dan prasarana
utama seperti bangunan kumbung dan kelengkapannya dalam pengembangan usaha ini
telah tersedia sehingga investasi yang ada akan difokuskan untuk biaya
operasional usaha.
![]() |

Gambar kumbung pemeliharaan Skema kumbung pemeliharaan

Gambar rak penyimpanan log.

Gambar skema rak penyimpanan log
Profil dan Struktur
Kepengurusan
Struktur
kepengurusan dibuat sesederhana mungkin sehingga selama tahap industri rumah
tangga, tiap pengurus memegang jabatan rangkap. Susunan
kepengurusannya adalah sebagai berikut :
§ Satu orang Manajer
Utama merangkap Manager Pemasaran bertugas mengelola perusahaan secara umum. Sebagai seorang Manager
Pemasaran, ia pun bertugas membuka pasar, melakukan negosiasi bisnis dan
memastikan produk dipasarkan dengan baik dan sampai ke konsumen tanpa masalah.
§ Satu orang Manajer
Operasional Harian merangkap Manager Produksi. Direktur Operasional dan Manajer Produksi bertanggung
jawab terhadap kelancaran produksi secara keseluruhan, melakukan pengembangan
bibit, memastikan produk berada dalam kondisi baik.
§ Satu orang Manajer
Keuangan. Manajer Keuangan bertugas melakukan
analisis keuangan dan memiliki pertanggungjawaban penuh pada pengaturan arus
pengembalian modal dan pembagian keuntungan pada investor. Bersama dengan manajer lainnya juga berkordinasi dalam
melakukan pengembangan dan ekspansi skala produksi secara bertahap.
Dalam target jangka panjang, setelah memasuki tahap industri menengah,
susunan kepengurusan akan disempurnakan dengan penambahan pengurus baru dan
tidak ada lagi jabatan rangkap. Divisi produksi akan diorientasikan sebagai
divisi padat karya, sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja
terlatih akan direkrut dari lulusan yang cakap dan ulet, dan tenaga pemasaran
akan ditambah sesuai dengan kapasitas produksi berjalan.
ANALISIS KEUANGAN
A. Analisis Biaya dan Pendapatan (Skala Produksi 18000 log)
1.
Modal tetap
Uraian
|
Jumlah unit
|
Biaya per unit (Rp)
|
Harga per unit (Rp)
|
1. Lahan
|
2 tahun
|
2.000.000
|
2.000.000
|
2. Peralatan :cangkul, ember, sekop, sprayer,
alat steam, dll
|
3.000.000
|
3.000.000
|
|
Total fix cost
|
5.000.000
|
2.
Biaya Penyusutan
Nilai ekonomis lahan
dan peralatan : 2 tahun
Rp. 5.000.000 : 4 = Rp.
1.250.000
3.
Modal kerja (Biaya operasional)
a. Bahan baku untuk 18000 log
Uraian
|
Jumlah unit
|
Biaya per unit (Rp)
|
Sub Total (Rp)
|
1. Serbuk kayu
|
610
|
3.750
|
2.287.500
|
2.
Dedak
|
3.050
|
1.200
|
3.660.000
|
3.
Kapur
|
1.220
|
500
|
610.000
|
5.
Plastik
|
112,5
|
17.000
|
1.912.500
|
6.
Majun
|
100
|
5.000
|
500.000
|
8.
Karet gelang
|
10
|
22.500
|
225.000
|
8.
Minyak tanah
|
1140
|
2.500
|
3.600.000
|
9.
Bibit sebar
|
1000
|
2.000
|
2.000.000
|
10. Alkohol
|
1
|
15.000
|
15.000
|
11. Upah
|
*18.000
|
200
|
3.600.000
|
Jumlah
total
|
18.395.000
|
* = jumlah log yang dihasilkan
b.
Gaji pegawai
Uraian
|
Jumlah
|
gaji per Orang (Rp)
|
Sub Total (Rp)
|
1. Manajer Utama
|
1
|
100.000
|
100.000
|
2. Manager Harian
|
1
|
100.000
|
100.000
|
3. Manager Keuangan
|
1
|
100.000
|
100.000
|
4. Pekerja pemanenan
dan pemeliharaan
|
1
|
200.000
|
200.000
|
Jumlah
|
500.000
|
||
Jumlah
total per musin (6 bulan)
|
3.000.000
|
c.
Utilitas
Uraian
|
Banyaknya unit
|
biaya (Rp)
|
Sub Total (Rp)
|
1.
Listrik
|
1
|
100.000
|
100.000
|
2.
Transportasi
|
1
|
100.000
|
100.000
|
3.
Air
|
1
|
50.000
|
50.000
|
Jumlah
|
250.000
|
4.
Total Modal = Modal tetap
+modal Kerja
= Rp. 5.000.000 + Rp. 18.395.000 + Rp. 3.000.000 +
Rp. 250.000
=
Rp. 26.645.000
5. Pendapatan
kotor
Produksi
jamur (kegagalan 20%) = 14.400 log x
0,5 kg = 7.200 kg
7.200 kg @
5000 = Rp. 36.000.000
6. Biaya Produksi = Biaya penyusutan + modal kerja
= Rp. 1.250.000 + 18.395.000 +
Rp. 3.000.000 +
Rp. 250.000
=
Rp. 22.895.000
7. Pendapatan bersih (Net
Profit) = pendapatan kotor – biaya produksi
= Rp.
36.000.000 - Rp. 22.895.000
= Rp. 13.105.000
B. Break Event Point
BEP Produksi = Total biaya produksi / harga satuan
= 22.895.000 / 5000
= 4579 kg
Artinya budidaya jamur tiram tidak mendapat untung dan
juga tidak mengalami kerugian bila jumlah produksi sebesar 4579 kg
BEP Harga = Total biaya produksi /
jumlah produksi
= 22.895.000 / 7200
= Rp. 3179,86
Artinya usaha ini tidak mendapatkan untung dan juga tidak
mengalami kerugian bila harga jual Rp. 3179,86
per kilo
C. Benefit Cost Ratio
BC Ratio =
Rp. 13.105.000 / Rp. 26.645.000
= 0,5
Artinya pendapatan bersih yang diperoleh dalam usaha
pembibitan bibit jamur adalah 0,5 di atas total biaya.
D. Masa Pengembalian
Modal
Masa pengembalian modal = Rp. 13.105.000 + Rp. 1.250.000 x 100%

=
53,88 %
E. Pembagian keuntungan
Pembagian keuntungan bersih direncanakan adalah sebagai
berikut:
Kepentingan sosial : 5% (zakat 2,5% + kepentingan sosial 2,5%)
profit
Pengembangan usaha : 25 %
profit
Pengelola : 20 % profit
Dividen investor : 50 % profit (20% profit share ; 30%
pengembalian modal)
PENUTUP
Demikian
proposal pengembangan usaha jamur tiram ini penulis susun. Dari hasil analisis
penulis mengenai peluang pemasaran, operasional, dan keuangan, penulis optimis
bahwa budidaya jamur tiram ini layak dan berpotensi tinggi untuk dikembangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar